Decisions Support System
Disusun untuk memenuhi dan
melengkapi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Oleh :
Ufie Nadhima
11.13.0186
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BANK BPD JATENG
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat.
Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat
lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode
komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan
keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem
pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara system
informasi dan sistem cerdas.
Sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini
dikarenakan adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah perusahaan untuk
bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Dengan mengacu
kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP (Analytical Hierarcy Process)
dalam membantu membuat keputusan, seorang decision maker dapat mengambil
keputusan tentang pemilihan supplier secara objektif berdasarkan multi kriteria
yang ditetapkan.
Metode AHP adalah metode pengambilan keputusan yang multi kriteria, sedangkan
pengambilan keputusan dibidang pembelian juga mengandalkan kriteria-kriteria
yaitu kualitas barang, kecepatan pengiriman barang, harga barang dan status
supplier. Dengan melihat adanya kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk
mengambil keputusan, maka akan sangat cocok untuk menggunakan metode AHP dengan
multi kriteria.
B. RUMUSAN
MASALAH
Bertolak dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
a) Apa
Tujuan aplikasi Decisions Support System sehingga diperlukan dalam pengambilan
keputusan ?
b) Bagaimana
Decisions Support System melakukan fungsinya dalam menentukan sebuah keputusan yang
memiliki banyak kriteria ?
c) Metode
apa yang digunakan aplikasi bebasis Decisions Support System dalam penentuan
keputusan multikriteria ?
d) Bagaimana
cara kerja AHP dalam menentukan keputusan ?
C.
BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini, begitu luasnya materi tentang Decisions Support System dan
metodenya, perlunya batasan masalah yang mana dalam hal ini hanya akan membahas
tentang Decisions Support System dan metodenya yaitu AHP (Analytical Hierarchy
Process).
D.
TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem Decisions
Support System dan metode AHP berperan dalam menentukan suatu keputusan. Selain
itu menngetahui bagaimana hubungan, keuntungan, dan kerugian dari metode AHP
dalam Decisions Support System.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN / DESIGN SUPPORT SYSTEM
(DSS)
Keputusan merupakan tindakan atau rangkaian tindakan yang harus diikuti untuk
memecahkan suatu masalah.
Jenis – jenis keputusan menurut Simon :
·
Keputusan merupakan bagian dari suatu rangkaian proses
pengambilan keputusan.
·
Keputusan yang terstruktur atau terprogram
berasal dari permasalahan dan kejadian-kejadian yang terstruktur.
·
Keputusan yang tidak terstruktur atau terprogram
berasal dari permasalahan atau kejadian yang tidak terstruktur.
Istilah SPK/DSS pertama kali
dikemukakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scoot Morton pada tahun 1971,
keduanya merupakan profesor MIT, USA . Saat itu mereka merasakan perlunya suatu
pemikiran untuk mengarahkan penggunaan aplikasi komputer untuk membantu
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen berdasarkan kepada konsep
Simon mengenai keputusan yang terstruktur dan tidak terstruktur juga
berdasarkan kepada konsep Robert N. Anthony tentang tingkat-tingkatan
manajemen.
DSS : suatu sistem berbasis
komputer inter-aktif yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan
model untuk me-nyelesaikan masalah unstructured. (Scott Morton,1971)
DSS menggabungkan sumber daya intelek-tual manusia dng kemampuan komputer,
un-tuk meningkatkan kualitas keputusan. Ia me-rupakan sistem pendukung berbasis
kompu-ter bagi pengambil keputusan manajemen untuk menyelesaikan masalah
semi-structured (Keen and Scott Morton, 1978).
Manfaat yang didapat :
Ø
Keputusan yang berkualitas
Ø
Peningkatan komunikasi
Ø
cost reduction
Ø
Peningkatan produktivitas
Ø
Penghematan waktu
Ø
Peningkatan kepuasan karyawan dan pelanggan
ALASAN MENGAPA DSS DIBUTUHKAN
n
Ekonomi tidak stabil
n
Kesulitan untuk mendeteksi sasaran bisnis yang beragam
n
Meningkatnya kompetisi
n
Electronic commerce
n
Sistem yang ada tidak mendukung pengambilan keputusan
n
Departemen IS terlalu sibutk
n
Kebutuhan akan analisis khusus
n
Kebutuhan informasi yang akurat
n
Kebutuhan informasi yang baru dan tepat waktu
n
Penghematan biaya
n
End-user computing
a)
KONSEP DSS
Konsep H.A Simon :
a. Keputusan terprogram : Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis
maupun tidak . Bersifat rutin, berulang-ulang.
b. Keputusan tidak terprogram : Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa.
Kebijakan yang ada belum menjawab. Misalnya Pengalokasian sumber daya.
Tahapan Pengambilan Keputusan
1. Kegiatan intelligen, mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu
diperbaiki.
2. Kegiatan merancang, menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai
alternatif tindakan yang mungkin.
3. Kegiatan memilih, memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa
yang tersedia.
4. Kegiatan menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu.
Tujuan SPK
1. Membantu manajemen membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manager.
Macam – Macam Metode Sisem Penunjang Keputusan
1. Metode Sistem pakar
2. Metode Regresi linier
3. Metode B/C Ratio
4. Metode AHP
5. Metode IRR
6. Metode NPV
7. Metode FMADM
8. Metode SAW
B. Pengertian
Metode AHP
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode
ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas
persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses
pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam
bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki,
member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap
variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel
yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan
persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang
berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna
mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari
perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis
berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan
kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang
telah dibuat. (Saaty, 1993).
Proses hierarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan
atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan
dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang
diinginkan darinya. Ada dua alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan
lebih baik dibanding tindakan lain. Alasan yang pertama adalah
pengaruh-pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan
karena sutu ukuran atau bidang yang berbeda dan kedua, menyatakan bahwa
pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan
pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya.
Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh
sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas.
2.4 Prinsip Dasar dan Aksioma AHP
AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:
1. Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian
secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam
bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan
level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh
menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain.
Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen.
Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen
tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak
memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus
dibuatkan level yang baru.
2. Perbandingan
penilaian/pertimbangan (comparative judgments).
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen
yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen.
Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan
berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan
prioritas.
3. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas
dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen
dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal
dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal
dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :
1. Aksioma Resiprokal
Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan
antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent,
menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap
B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada
B, maka B=1/5 A.
2. Aksioma Homogenitas
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu
jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai
kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur
elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi
rendah dan inkonsistensi tinggi.
3. Aksioma Ketergantungan
Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung
pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip
komposisi hirarki.
A.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP
a. Kelebihan
1.
Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari
kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2.
Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi
inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan.
3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output
analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Metode “pairwise comparison” AHP mempunyai
kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria
yang berdasar pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hierarki.
Jadi model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat keputusan menetukan
pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membengun semua prioritas
untuk urutan alternatif. “ Pairwaise comparison” AHP mwenggunakan data yang ada
bersifat kualitatif berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga
dirasakan dan diamati, namun kelengkapan data numerik tidak menunjang untuk memodelkan
secara kuantitatif.
Kelemahan
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.
Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli
tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
B.
Tahapan Dalam Metode AHP
Langkah-langkah AHP
Langkah – langkah dan proses Analisis Hierarki Proses (AHP) adalah sebagai
berikut :
1. Memdefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP digunakan untuk
memilih alternatif atau menyusun prioriras alternatif, pada tahap ini dilakukan
pengembangan alternatif.
2. Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat
ditinjau dari sisi yang detail dan terukur.
3. Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki. Proses ini
menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga
elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas
dihasilkan dari suatu matriks perbandinagan berpasangan antara seluruh elemen
pada tingkat hierarki yang sama.
4. Melakukan pengujian konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang
didapatan pada tiap tingkat hierarki.
Sedangkan langkah-langkah “pairwise comparison” AHP adalah
1. Pengambilan data dari obyek yang diteliti.
2. Menghitung data dari bobot perbandingan berpasangan responden dengan metode
“pairwise comparison” AHP berdasar hasil kuisioner.
3. Menghitung rata-rata rasio konsistensi dari masing-masing responden.
4. Pengolahan dengan metode “pairwise comparison” AHP.
5. Setelah dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan adanya
konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten maka diulangi lagi dengan
pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya maka digolongkan data
terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta (b).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
• Metode ini mampu untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
• Dengan memakai metode ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika
pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat
berkurang.
• Aplikasi dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal maupun
departemen untuk dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada.
B.
SARAN
Untuk perkembangan selanjutnya, diharapkan DSS tidak hanya dibahas pada metode
AHP saja, tetapi juga sangat perlu dalam pembahasan meode – metode yang lainnya
juga.
DAFTAR PUSTAKA
https://laralili.wordpress.com/spk/makalah-dss/